DOA
Oleh :
Amir Hamzah
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah
terik.
Angin malam mengembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyiarkan kelopak.
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar
gelakku rayu!
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Kamis, 30 September 2010
Rabu, 29 September 2010
BUAH RINDU II - Amir Hamzah
BUAH RINDU II
Oleh :
Amir Hamzah
Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dan nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita.
Kicau murai tiada merdu
Pada beta bujang Melayu
Himbau pungguk tiada merindu
Dalam telingaku seperti dahulu.
Tuan aduhai mega berarak
Yang melipud dewangga raya
Berhentilah tuan di atas teratak
Anak Langkat musyafir lata.
Sesa'at sekejap mata beta berpesan
Padamu tuan aduhai awan
Arah manatah tuan berjalan
Di negeri manatah tuan bertahan?
Sampaikan rinduku pada adinda
Bisikkan rayuanku pada juita
Liputi lututnya muda kencana
Serupa beta memeluk dia.
Ibu, konon jauh tanah Selindung
Tempat gadis duduk berjuntai
Bonda hajat hati memeluk gunung
apatah daya tangan ta' sampai.
Elang, Rajawali burung angkasa
Turunlah tuan barang sementara
Beta bertanya sepatah kata
Adakah tuan melihat adinda?
Mega telahku sapa
Margasatwa telahku tanya
Maut telahku puja
Tetapi adinda manatah dia !
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Oleh :
Amir Hamzah
Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dan nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita.
Kicau murai tiada merdu
Pada beta bujang Melayu
Himbau pungguk tiada merindu
Dalam telingaku seperti dahulu.
Tuan aduhai mega berarak
Yang melipud dewangga raya
Berhentilah tuan di atas teratak
Anak Langkat musyafir lata.
Sesa'at sekejap mata beta berpesan
Padamu tuan aduhai awan
Arah manatah tuan berjalan
Di negeri manatah tuan bertahan?
Sampaikan rinduku pada adinda
Bisikkan rayuanku pada juita
Liputi lututnya muda kencana
Serupa beta memeluk dia.
Ibu, konon jauh tanah Selindung
Tempat gadis duduk berjuntai
Bonda hajat hati memeluk gunung
apatah daya tangan ta' sampai.
Elang, Rajawali burung angkasa
Turunlah tuan barang sementara
Beta bertanya sepatah kata
Adakah tuan melihat adinda?
Mega telahku sapa
Margasatwa telahku tanya
Maut telahku puja
Tetapi adinda manatah dia !
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
DeeDee - Dengarkan Aku
Ku 'kan pergi jauh
Ku harap kau tau itu
Ku pergi 'kan lama
Ku mau kau tahu itu
Dengarkanlah aku
Beginilah maksudku
Lupakanlah aku
Dan semua kisah kita
Semua 'kan coba katakan padamu
Agar kau tetap menunggu diriku
Tapi bukan itu mauku
Kasih lupakanlah diriku
Tinggalkanlah aku
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya 'tuk berpisah
Cobalah 'tuk dengarkan apa yang ku katakan
Kasih tinggalkanlah diriku
Sudahlah kini kita
Tak mungkin lagi bersama
Saatnya 'tuk berpisah
Saatnya 'tuk berpisah
Maafkanlah aku bila ku menyakitimu
Coba 'tuk mengerti masih banyak waktumu
Jangan buang semua waktumu 'tuk diriku
Ku menyayangimu dan ingin kau bahagia
Semua 'kan coba katakan padamu
Agar kau tetap menunggu diriku
Tapi bukan itu mauku
Kasih lupakanlah diriku
Tinggalkanlah aku
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya tuk berpisah
Bukannya kini kita tak ada rasa sayang
Bukannya kini kita tak ada rasa cinta
Cobalah 'tuk dengarkan
Apa yang ku katakan
Kasih tinggalkanlah diriku (tinggalkan diriku)
Mungkin cerita kita kini harus mununggu
Mungkin juga inilah akhir cerita itu
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya tuk berpisah
Bukannya kini kita tak ada rasa sayang
Bukannya kini kita tak ada rasa cinta
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya 'tuk berpisah
Cobalah 'tuk dengarkan apa yang ku katakan
Kasih tinggalkanlah diriku
Ooo... diriku...
Ku harap kau tau itu
Ku pergi 'kan lama
Ku mau kau tahu itu
Dengarkanlah aku
Beginilah maksudku
Lupakanlah aku
Dan semua kisah kita
Semua 'kan coba katakan padamu
Agar kau tetap menunggu diriku
Tapi bukan itu mauku
Kasih lupakanlah diriku
Tinggalkanlah aku
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya 'tuk berpisah
Cobalah 'tuk dengarkan apa yang ku katakan
Kasih tinggalkanlah diriku
Sudahlah kini kita
Tak mungkin lagi bersama
Saatnya 'tuk berpisah
Saatnya 'tuk berpisah
Maafkanlah aku bila ku menyakitimu
Coba 'tuk mengerti masih banyak waktumu
Jangan buang semua waktumu 'tuk diriku
Ku menyayangimu dan ingin kau bahagia
Semua 'kan coba katakan padamu
Agar kau tetap menunggu diriku
Tapi bukan itu mauku
Kasih lupakanlah diriku
Tinggalkanlah aku
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya tuk berpisah
Bukannya kini kita tak ada rasa sayang
Bukannya kini kita tak ada rasa cinta
Cobalah 'tuk dengarkan
Apa yang ku katakan
Kasih tinggalkanlah diriku (tinggalkan diriku)
Mungkin cerita kita kini harus mununggu
Mungkin juga inilah akhir cerita itu
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya tuk berpisah
Bukannya kini kita tak ada rasa sayang
Bukannya kini kita tak ada rasa cinta
Sudahlah kini kita jangan lagi bersama
Sudahlah kini kita saatnya 'tuk berpisah
Cobalah 'tuk dengarkan apa yang ku katakan
Kasih tinggalkanlah diriku
Ooo... diriku...
Selasa, 28 September 2010
CINTAKU JAUH DI PULAU - Chairil Anwar
CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
1946
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
1946
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Senin, 27 September 2010
BERDIRI AKU - Amir Hamzah
BERDIRI AKU
Oleh :
Amir Hamzah
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyeduk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas.
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
dimabuk wama berarak-arak.
Dalam rupa maha sempuma
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Oleh :
Amir Hamzah
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyeduk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas.
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
dimabuk wama berarak-arak.
Dalam rupa maha sempuma
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Minggu, 26 September 2010
Doa - Chairil Anwar
DOA
kepada pemeluk teguh : Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
kepada pemeluk teguh : Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Sabtu, 25 September 2010
Senja Di Pelabuhan Kecil - Chairil Anwar
SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
1946
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
buat: Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
1946
support to : SMP | Anak SMP | Gerakan SEO positif : SMP, Anak SMP Anak SMP
Langganan:
Postingan (Atom)