Cewek Garuk Pantat

Video BF Asia |Video BF China |Video BF Jepang |Video BF Indonesia |Video BF America

Youtube Populer 2011

Sabtu, 07 Januari 2012

Mobil ESEMKA Asli Buatan Indonesia - Harga Mobil ESEMKA oleh Sukiyat

Kita Harus bangga dengan anak Indonesia, dimana sebenarnya itu orang indonesia tidak kalah pandai dan geniusnya dengan orang mancanegara, hanya saja kepandaian dan kejeniusan orang Indonesia tidak ada fasilitas dari pemerintah setempat untuk dapat mengapresiasikan sebuah penemuan baru, atau suatu peraturan yang mendukung ilmu pengetahuan asli orang Indonesia.



Sebut saja namanya Sukiyat, beliau merupakan asli orang Indonesia yang telah merakit dan menciptakan Mobil asli buatan Indonesia dengan diberi nama Mobil ESEMKA, dimana mobil ini sangat keren dan menunjukkan prestasi yang membanggakan bagi negara Indonesia.

langsung saja akan kami berikan profil dan perjalanan hidup Sukiyat si perakit mobil Esemka tersebut di bawah ini :




Sebenarnya Sukiyat tidak pernah bermimpi untuk membuat mobil. Pada awalnya dia hanya ingin membantu para siswa Jurusan Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Dia ingin siswa di sekolah itu bisa melakukan praktik membuat bodi mobil. Apalagi, di sekolah itu, dia menjadi ketua komitenya.


Kalau sekarang kita punya mobil buatan sendiri, ya, harus berani menghargai produk kita sendiri.


Sukiyat kemudian menyumbangkan bodi mobil Toyota Kijang untuk dibongkar dan dipelajari bagian-bagian bodi dan mesinnya kepada sekolah. Sebelumnya, ia juga mengajari siswa dengan menggunakan mobil Toyota Crown yang lantas dibongkar, kemudian disisakan bagian kisi-kisi, lantai, dan rangkanya saja.

Siswa lantas diajari cara membuat badan mobil secara manual, yakni membentuk pelat eser dengan teknik ketok (kenteng). Mesinnya menggunakan yang sudah jadi karena saat itu target Sukiyat adalah mengajari siswa membuat badan mobil.

Uniknya, meski aslinya mobil itu sedan, dia mengarahkan siswa untuk membuat bodi Toyota Land Cruiser. Sedan itu pun berubah menjadi mobil sport utility vehicle (SUV).

”Saya sendiri terheran-heran, kok bisa ya? Dari sinilah saya lalu terpikir, mengapa tidak sekalian saja mereka membuat mobil,” ceritanya.

Maka, dalam suatu acara di Bayat, Klaten, ia dipertemukan dengan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Joko Sutrisno yang tertarik dengan kemampuan Sukiyat. Bengkel Kiat Motor miliknya lantas menjadi mitra perusahaan dalam program perakitan mobil oleh siswa SMK, yang telah dimulai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa tahun sebelumnya.

SMK-SMK pun mengirimkan siswa mereka ke Kiat Motor di Ceper, Klaten, untuk belajar membuat bodi mobil, termasuk bagian interior dan eksterior mobil, serta rangkanya.

”Para siswa itu sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Banyak siswa yang setelah lulus suka main ke tempat kami. Mereka bercerita sudah mendapat pekerjaan dengan gaji baik,” kata Sukiyat.

Saat merintis pembuatan prototipe mobil SUV yang kini dinamai Kiat Esemka, Sukiyat terlebih dahulu mengajari siswa membuat miniatur menyerupai badan Toyota Hardtop. Setelah berhasil, siswa lantas didampinginya membuat bodi mobil prototipe yang belakangan dinamakan Kiat Esemka.

Untuk desain bodi mobil, Sukiyat terinspirasi bentuk Toyota Land Cruiser Prado dan Ford Everest. Adapun mesin mobilnya menggunakan hasil rakitan siswa, yang komponennya sebagian besar juga dibuat siswa bersama mitra industri.

”Untuk bodi, interior dan eksterior dibikin manual oleh siswa dalam waktu 2-3 bulan. Kalau sudah ada mesin dies, sehari saja bisa jadi ratusan bodi, tetapi harga dies sangat mahal,” katanya.

Dari sepeda ”onthel”

Sukiyat merintis bengkelnya tahun 1977, dengan bantuan Yayasan Dharmais sebesar Rp 75.000. Awalnya, bengkel yang dia buka di kampung halamannya, Kradenan, Trucuk, Klaten, ini hanya melayani perbaikan sepeda motor dan sepeda onthel (kayuh).

Lama-kelamaan bengkel itu berkembang sampai menempati lahan seluas 4.500 meter persegi. Tahun 2004 Sukiyat membangun bengkel di Jalan Solo-Yogya, tepatnya di Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten, dengan luas lahan 2.500 meter persegi. Kedua bengkel tersebut kini dikelola anak pertamanya, Ida Hartono.

Tahun 2012 Sukiyat berencana mendirikan bengkel baru di kawasan Manahan, Solo. Bengkel ini akan dipadukannya dengan pusat pelatihan bagi penyandang cacat, yakni Difabel Training Center, lengkap dengan asrama. Di kompleks dengan lahan seluas 8.500 meter persegi ini juga akan didirikan pompa bensin dan restoran cepat saji.

”Keinginan saya adalah mencetak tenaga andal di bidang otomotif dan body repair dari para penyandang cacat. Ini agar mereka tak perlu turun ke jalan menjual kecacatannya. Dana pendidikan mereka akan dicarikan pemerintah daerah dan pusat,” kata Sukiyat yang sejak berusia enam tahun menderita polio.

Ia bercerita, saat kecil ia sempat merasa minder. Bahkan, Sukiyat nekat tak menamatkan pendidikan di sekolah teknik menengah karena tak tahan dengan ejekan teman-temannya.

Ia lalu belajar menjahit di Rehabilitasi Centrum Prof Dr Soeharso, Solo, selama enam bulan. Keterampilan ini mengantarkan dia ke Jakarta untuk bekerja pada usaha konfeksi dan percetakan yang dimiliki Yayasan Harapan Kita. ”Saya bekerja di bagian obras dan setting huruf,” ujarnya.

Kembali ke Solo

Namun, orangtuanya meminta Sukiyat kembali ke kampung halamannya. Akan tetapi, dia memilih tinggal di Solo dan bekerja di sebuah bengkel. Baru empat bulan bekerja, bengkel tersebut bangkrut. Dia lantas bekerja di bengkel lain yang didirikan mantan kepala bengkelnya.

Di sini dia memperoleh kemampuan di bidang otomotif. Keterampilan Sukiyat semakin terasah saat berkesempatan mengikuti pelatihan otomotif ke Jepang dan Jerman yang dibiayai Departemen Sosial. Dalam mengembangkan bengkelnya, Sukiyat memilih spesialisasi di bidang cat oven dan body repair.

Pengalaman masa kecil Sukiyat yang sering diminta orangtuanya untuk membuat pewarna kain lurik rupanya bermanfaat saat diterapkan dalam pengecatan mobil. Demikian pula pengalamannya saat membantu orangtua bekerja di penggilingan padi dan oven tembakau.

Tugas yang diberikan orangtuanya itu membuat Sukiyat terbiasa bekerja keras. Dia mengaku bisa bekerja selama ”24 jam” sehari. Pikirannya tak berhenti memikirkan pengembangan bisnisnya.

”Pekerjaan itu seperti istri. Kalau istri sakit, ya, ditunggu, dirawat, jangan lantas kita ganti istri. Begitu juga dengan pekerjaan,” ujar Sukiyat.

Pedomannya dalam bekerja adalah 3N, yakni niteni (memperhatikan), nirokke (meniru), dan nambahi (menambahkan). Hal itu sering pula disebutnya ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Pedoman itu diamatinya dari pekerja Jepang, Korea, dan China saat dulu mereka memulai industri mobil nasionalnya.

”Kalau sekarang kita punya mobil buatan sendiri, ya, harus berani menghargai produk kita sendiri,” tegasnya.

Meski pekerja keras, Sukiyat berusaha tetap memberikan jatah seimbang untuk kehidupan berkeluarga. Ia menyempatkan diri shalat berjemaah dan membina keakraban dengan semua anggota keluarga.

Setiap Jumat, ia suka berziarah ke makam mendiang ayahnya dan menjenguk sang bunda. Sebulan sekali Sukiyat menggelar evaluasi, baik bersama keluarga maupun karyawan. Ia juga mengadakan pengajian dan pemeriksaan kesehatan gratis lewat Klinik Ahad Pagi Kiat Sehat di rumahnya di Trucuk, Klaten.


Dan untuk Spesifikasi Mobil Esemka dan Harganya bisa anda lihat di bawah ini :



Sementara model kedua adalah pikap double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari Esemka Digdaya yang dinamai Digdaya. Rencananya jika dipasarkan mobil ini akan dibanderol seharga Rp 100 juta. Dengan harga tersebut untuk ukuran pikap double kabin memang menggiurkan. Apalagi ditambah dengan tongkrongan bodi yang kekar.

Dari sisi bentuk, Digdaya memiliki bentuk yang lebih orisinil karena sedikit menggunakan parts dari mobil lain.

Pilihan-pilihan mesin untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.500 cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc. Versi dieselnya pun kabarnya tengah disiapkan.

Setelah mengenal 2 jenis mobil Esemka sebelumnya yakni Digdaya dan SUV. Kita beralih ke mobil Esemka lainnya yakni Zhangaro. Si mobil niaga ini diproduksi oleh SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.

Namun, untuk engine, tetap berlogo Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk sasisnya mencangkok dari Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Begitupun untuk gearbox yang dimabil dari merek yang sama, yakni Mitsubishi colt T 120 SS.

Sedangkan transmisi 5 speed dari Suzuki Vitara, diklaim mumpuni untuk mengajak Zhangaro bergerak mengangkat beban.

Daihatsu Gran Max ikut andil dengan menyumbangkan headlamp, sementara Daihatsu Taft GT, mengisi penerangan buritan, atau stop lamp.

Berbahan plat setebal 1,5 mm, bak seluas 1 meter kubik cukup besar untuk memenuhi kebutuhan angkut mengangkut, dengan panjang 225 cm, lebar 145 cm, dan tinggi 33 cm.

Kemudian adalagi mobil van yang dibuat oleh SMK Negeri 6 Malang. Van ini dinamai Rosa Van 1.5i.

Disokong oleh sasis dari Toyota Hiace, mobil ini mampu menampung 8 orang dewasa, selayaknya mobil van dengan 8 seaternya.

Ruang kabin pun terasa lega, meskipun balutan kemewahan belum dijadikan acuan dalam mendesain ruang kabin.

Namun, mobil sebesar ini juga disematkan dengan kapasitas mesin yang sama, yakni 1.500 cc Multi EFI. Nah untuk mengimbangi berat bodi yang besar, SMK menggunakan gearbox Toyota Hiace bensin, karena rasio giginya lebih kecil, jadi ringan.

Begitupun dengan transmisinya yang mencangkok kepunyaan Suzuki Vitara.

Dan model terakhir adalah model mobil hatchback. Masih menggunakan mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini menginatkan kita dengan Terios. Ya memang lampu depannya menggunakan lampu sama dengan Terios.

Suzuki Escudo berperan dalam transmisinya, poros propeller, rem belakang dan handle pintu. Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV.

Namun SMK membuat sendiri poros input, kaca dan wearing kabelnya.

Mengenai harga mobil Esemka, diperkirakan harga on the road mobil esemka ini sekitar Rp. 120 jutaan, sangat murah sekali jika dibandingkan dengan mobil sejenis SUV lainnya yang sekitar 200 jutaan.

Nah sudah dulu info yang dapat kami berikan untuk anda semua,mengenai Mobil ESEMKA diatas semoga saja bermanfaat untuk anda semua, dan jangan lupa untuk menantikan edisi terbaru dari kami dan juga berikan komentar pada kolom yang sudah kami sediakan, Baca juga : Profil Franda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

News

 
Templetes By Prekdut (hanya blogger biasa)